Jumat, 18 Oktober 2024

Keterampilan Creative Thinking dan Problem Solving Bagi Pemuda

 



Pemuda di seluruh dunia menghadapi berbagai tantangan global, termasuk perubahan teknologi, ekonomi, lingkungan, dan sosial. creative thinking (berpikir kreatif) dan problem solving (pemecahan masalah) adalah keterampilan yang sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini secara efektif. Kreativitas dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara inovatif adalah kunci untuk menciptakan produk, layanan, dan solusi yang baru dan lebih baik. Ini membantu dalam pertumbuhan ekonomi dan pengembangan masyarakat.

 

Dalam dunia yang semakin kompetitif, pemuda perlu memiliki keterampilan yang membedakan mereka dari pesaing. creative thinking dan problem solving adalah keterampilan yang bisa membantu pemuda untuk bersaing dengan lebih baik di pasar kerja. Pelatihan ini juga membantu dalam pengembangan pribadi. Kemampuan untuk berpikir kreatif dan memecahkan masalah tidak hanya bermanfaat dalam konteks profesional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu pemuda untuk mengatasi masalah pribadi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Teknologi terus berkembang, dan pemuda adalah kelompok yang paling terpengaruh oleh perubahan ini. Mempersiapkan mereka dengan keterampilan creative thinking dan problem solving akan membantu mereka untuk lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Pemuda sering memiliki visi untuk memperbaiki masyarakat dan dunia. Dengan keterampilan creative thinking dan problem solving, mereka dapat lebih efektif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan.

 

Pelatihan Keterampilan Creative Thinking dan Problem Solving dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan pemuda. Ini membantu mereka dalam berpikir lebih kritis dan analitis. Mempersiapkan pemuda dengan keterampilan kreatif dan pemecahan masalah mendorong mereka untuk terlibat aktif dalam masyarakat dan memberikan kontribusi yang lebih besar.

 

Pelatihan Keterampilan Creative Thinking dan Problem Solving bertujuan untuk memberdayakan pemuda agar menjadi individu yang kreatif, analitis, dan mampu menghadapi berbagai tantangan dengan kepercayaan diri. Ini adalah keterampilan yang sangat bernilai dalam dunia yang terus berubah dan kompleks.

 

Dengan latar belakang yang kuat ini, Pelatihan Keterampilan Creative Thinking dan Problem Solving bagi pemuda menjadi sangat relevan dan bermanfaat. Ini tidak hanya memberikan pemuda alat untuk sukses dalam berbagai aspek kehidupan mereka, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat dan dunia secara keseluruhan.

 

Pelatihan ini juga membantu peserta pelatihan untuk mengembangkan kemampuan bekerja secara mandiri dalam memecahkan masalah dan menciptakan ide-ide baru. Mereka belajar untuk menjadi lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada arahan atau bantuan orang lain serta peserta akan mengasah kemampuan mereka dalam mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi penyelesaian, dan mengukur efektivitas solusi yang mereka temukan.


Dengan menguasai keterampilan berpikir kreatif dan pemecahan masalah secara mandiri, seseorang menjadi lebih mampu mengatasi berbagai situasi dan tantangan dalam kehidupan pribadi dan profesional.


Maksud dan tujuan Pelatihan Keterampilan Creative Thinking dan Problem Solving bagi pemuda adalah untuk membantu pemuda mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah yang akan memberikan manfaat dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Berikut adalah maksud dan tujuan utama dari pelatihan ini:

 

Maksud:

 

1.   Menggali dan mengembangkan potensi kreativitas yang dimiliki pemuda. Ini akan membantu mereka untuk lebih kreatif dalam berbagai konteks, baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun dalam memecahkan masalah pribadi.

2. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang metode efektif dalam memecahkan masalah. Hal ini melibatkan identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis, pengembangan solusi, dan implementasi.

3.      Menganalisis masalah dengan lebih baik. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat berbagai aspek dari suatu masalah, mengidentifikasi akar penyebab, dan merumuskan solusi yang efektif.

4.  Meningkatkan keterampilan berpikir kritis pemuda. Ini membantu mereka untuk mengevaluasi ide dan solusi dengan lebih cermat dan obyektif.

5.   Meningkatkan keterampilan kreatif dan pemecahan masalah, pemuda akan lebih siap untuk bersaing di pasar kerja yang kompetitif. Mereka akan mampu menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri.

 

Tujuan Pelatihan:

 

1.      Mengajarkan teknik-teknik seperti brainstorming, pemikiran lateral, dan penciptaan konsep yang akan membantu pemuda dalam menghasilkan ide-ide kreatif.

2. Mengajarkan metode analisis masalah, pemahaman akar penyebab, dan penggunaan alat-alat seperti diagram alur untuk merumuskan solusi.

3.      Membantu pemuda untuk menerapkan kreativitas mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan dalam proyek-proyek pribadi.

4.      Mendorong kolaborasi dan kerja tim dalam pemecahan masalah, karena seringkali pemecahan masalah melibatkan berbagai pemikiran dan perspektif.

5.     Memberikan pemuda rasa percaya diri untuk menghadapi tantangan dan mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan mereka.

6.    Mengajarkan cara menerapkan keterampilan kreatif dan pemecahan masalah dalam berbagai konteks, termasuk di tempat kerja, pendidikan, dan dalam peran sosial mereka.

7.  Menginspirasi pemuda untuk menjadi inovator dan pencipta solusi baru dalam berbagai aspek kehidupan.


Output atau hasil dari kegiatan Pelatihan Creative Thinking & Problem Solving bagi pemuda dapat beragam, tergantung pada tujuan dan fokus pelatihan. Berikut adalah beberapa output yang dapat diharapkan dari pelatihan ini:

1.    Peserta pelatihan mengalami peningkatan dalam kemampuan mereka untuk menghasilkan ide-ide kreatif dan berpikir out-of-the-box.

2.  Peserta menjadi lebih terampil dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis akar penyebab, dan merumuskan solusi yang efektif.

3.  Peserta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk mengevaluasi ide dan solusi dengan lebih cermat.

4.     Peserta dapat berkolaborasi dengan lebih baik dalam kelompok dan tim dalam konteks pemecahan masalah dan proyek kreatif.

5.     Jika pelatihan berfokus pada inovasi, maka outputnya dapat berupa produk, layanan, atau solusi yang inovatif yang telah dikembangkan oleh peserta. Melalui peningkatan kepercayaan diri.

6.  Peserta merasa lebih percaya diri dalam menghadapi masalah dan tantangan, serta merasa lebih siap untuk berpikir kreatif dalam berbagai konteks.

7.   Peserta mencapai pencapaian kreatif yang signifikan dalam pelatihan dapat menerima penghargaan atau pengakuan khusus.

8.    Peserta diharapkan memiliki rencana tindakan lanjut yang mencakup cara mereka akan menerapkan keterampilan creative thinking dan problem solving dalam kehidupan sehari-hari mereka.

9.     Peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan dapat menerima sertifikat yang mengakui pencapaian mereka dalam keterampilan kreatif dan pemecahan masalah.


Selasa, 14 Mei 2024

Pelatihan Kemandirian Ekonomi Daerah Bagi Pemuda Penyandang Disabilitas

 


Kemandirian ekonomi sangat penting bagi perkembangan masyarakat lokal, khususnya di pedesaan. Namun, banyak orang kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mempertahankan bisnis mereka sendiri. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mandiri secara ekonomi dan meningkatkan mata pencaharian mereka.

Kemandirian ekonomi di daerah penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi disparitas antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kemandirian ekonomi di daerah dengan melaksanakan berbagai upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Pelatihan kemandirian ekonomi daerah adalah suatu program pelatihan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam konteks ekonomi di tingkat lokal atau daerah. Program ini fokus pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan di suatu daerah.

Pelatihan kemandirian ekonomi daerah berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya ekonomi luar daerah dan meningkatkan potensi lokal yang ada. Hal ini melibatkan penguatan kewirausahaan, pengembangan keterampilan bisnis, promosi penggunaan sumber daya lokal, pendorong inovasi, dan peningkatan akses ke pasar dan peluang ekonomi.

Pemuda pelatihan ini yaitu penyandang disabilitas yang  minat dan potensi dalam bidang kepemudaan yang  berasal dari berbagai latar belakang,

Saat ini, terdapat tuntutan global untuk mencapai inklusi sosial dan ekonomi bagi semua individu, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Program kemandirian ekonomi daerah untuk pemuda penyandang disabilitas merupakan langkah konkret dalam mencapai tujuan inklusi ini.

Pemuda penyandang disabilitas seringkali mengalami ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan dan pelatihan. Kurangnya peluang pendidikan yang inklusif dan pelatihan keterampilan dapat menghambat kemampuan mereka untuk bersaing di pasar kerja.

Pemuda penyandang disabilitas sering menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka. Diskriminasi, stereotip, dan kurangnya aksesibilitas di tempat kerja dapat menjadi hambatan utama.

Pemuda penyandang disabilitas mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses terhadap pembiayaan dan sumber daya untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka sendiri. Ini dapat melibatkan tantangan dalam mendapatkan pinjaman, dukungan teknis, atau pelatihan khusus.

Pemuda penyandang disabilitas mungkin kurang memiliki model peran atau inspirasi dalam dunia ekonomi. Oleh karena itu, pelatihan kemandirian ekonomi dapat memberikan mereka contoh-contoh kesuksesan dan motivasi untuk mengejar tujuan ekonomi mereka.

Meningkatan pemahaman masyarakat akan nilai diversitas dan keterlibatan semua individu dalam ekonomi lokal dapat mendorong dukungan terhadap program pelatihan kemandirian ekonomi bagi pemuda penyandang disabilitas.

Dengan berkembangnya ekonomi berbasis pengetahuan, terdapat peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja berkeahlian di berbagai sektor. Pelatihan kemandirian ekonomi dapat membantu pemuda penyandang disabilitas untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja modern.

 Berdasarkan hal tersebut diatas, Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda pada Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui Program Youth Edulife Skill (YES) menyelenggarakan Pelatihan Kemandirian Ekonomi Daerah Bagi Pemuda penyandang disabilitas. Kegiatan ini juga merupakan RO Prioritas Nasional (PN) Tagging BAPPENAS Tahun 2024

Diharapkan melalui pelatihan ini Pemuda penyandang disabilitas akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang potensi ekonomi lokal, peluang pasar, tantangan yang dihadapi, dan kebijakan ekonomi yang berlaku di daerah mereka. Ini akan membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan memanfaatkan peluang yang ada. untuk meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis Pemuda penyandang disabilitas dalam bidang ekonomi.

 Pelatihan kemandirian ekonomi daerah bagi pemuda penyandang disabilitas merupakan suatu program pelatihan yang dirancang untuk memberdayakan pemuda disabiliyas di tingkat lokal atau daerah agar menjadi mandiri secara ekonomi. Berikut adalah uraian beberapa aspek yang dapat termasuk dalam pelatihan kemandirian ekonomi daerah:

1.  Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pemuda penyandang disabilitas dalam berbagai aspek ekonomi. Hal ini mencakup keterampilan teknis, manajemen keuangan, serta pemahaman pasar dan peluang usaha.

2.  Memberdayakan pemuda penyandang disabilitas agar mereka dapat mengatasi hambatan dan mengembangkan potensi mereka dalam dunia ekonomi. Ini melibatkan pengembangan kemandirian, kepercayaan diri, dan motivasi untuk mencapai kesuksesan ekonomi.

3.     Pemuda penyandang disabilitas dapat aktif terlibat dalam proses pembangunan ekonomi lokal. Hal ini mencakup dukungan terhadap usaha lokal, partisipasi dalam kegiatan ekonomi masyarakat, dan berkontribusi pada pengembangan sektor-sektor ekonomi daerah.

4. Pelatihan kemandirian ekonomi harus memastikan pemuda penyandang disabilitas memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pelatihan yang relevan. Ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk terlibat dalam dunia kerja atau memulai usaha sendiri.

5. Mendorong pemuda penyandang disabilitas untuk mengembangkan usaha mandiri mereka sendiri. Ini bisa melibatkan pelatihan dalam perencanaan bisnis, manajemen usaha, serta dukungan dalam memulai dan mengelola usaha mereka sendiri.

6. Pemuda penyandang disabilitas seringkali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses terhadap pembiayaan dan sumber daya yang diperlukan untuk memulai usaha. Pelatihan kemandirian ekonomi harus mencakup informasi dan dukungan untuk membantu mereka mengatasi hambatan ini.

7. Melalui pelatihan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi dan kontribusi pemuda penyandang disabilitas dalam ekonomi lokal. Hal ini dapat membantu mengurangi stigmatisme dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

 

Output Jumlah pemuda yang terfasilitasi dan mendapatkan pembinaan penguatan pemberdayaan potensi pemuda, dimana melalui pelatihan ini, pemuda penyandang disabilitas dapat meningkat menjadi lebih mandiri.

Outcomei kegiatan pelatihan kemandirian ekonomi daerah bagi pemuda dapat mencakup sejumlah hasil konkret dan kemampuan yang diperoleh oleh peserta antara lain :

1.  Peserta dapat mengalami Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan terkait kemandirian ekonomi.

2.  Peserta memiliki kemampuan Peningkatan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari dan pengembangan kepercayaan diri dan motivasi untuk menghadapi tantangan.

3.   Peserta memiliki pemahaman dan kemampuan Pengembangan dan Pengelolaan Usaha:

4.     Peserta memiliki kahlian Manajemen keuangan pribadi yang lebih baik.

5.   Peserta mempunyai Peningkatan keterampilan teknis yang sesuai dengan sektor pekerjaan atau usaha serta pengembangan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan resolusi konflik.

6.     Peserta memiliki Peningkatan akses dan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan yang relevan.

7.     Peserta memiliki keterlibatan dalam Komunitas dan Jaringan serta pasar kerja

     

Narasumber pelatihan pelatihan kemandirian ekonomi daerah bagi pemuda penyandang disabilitas dapat berasal dari berbagai latar belakang dan keahlian. Berikut adalah beberapa narasumber yang bisa menjadi bagian dari pelatihan ini:

1.   Narasumber dari pemerintah baik pusat maupun daerah yang memiliki urusan atau kebijakan dan kajian/isu terkait kepakaran dibidang kemandirian ekonomi.

2.     Narasumber dari kalangan akademisi yang memiliki keahlian dalam pendidikan inklusi.

3.   Narasumber Psikolog atau konselor yang dapat memberikan panduan tentang kesehatan mental dan emosional pemuda penyandang disabilitas, membantu mereka mengatasi stres, kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

4.  Narasumber pengusaha sukses dengan disabilitas yang memiliki pengalaman dalam kemampuan networking.

5.  Narasumber yang memiliki Ahli teknologi asistif dan aksesibilitas yang dapat memberikan informasi tentang teknologi yang mendukung pemuda penyandang disabilitas dalam dunia kerja atau bisnis mereka.

6.     Narasumber yang memiliki pengalaman praktisi inklusi dan diversitas:

7.     Narasumber dari penggiat masyarakat dan advokasi.

 

 Mardiko Bagus Sumitro. S/Pd/. M/M. (Analis Kebijakan Ahli Madya. Kemenpora)


Senin, 13 Mei 2024

Pelatihan Peningkatan Mutu Industri Manufaktur Bagi Pemuda


 

Industri manufaktur memainkan peran sentral dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, menciptakan lapangan kerja, dan menyediakan produk-produk yang menjadi kebutuhan masyarakat. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, peningkatan mutu produk dan proses produksi menjadi suatu keharusan untuk menjaga daya saing dan memenuhi harapan konsumen.

 

Di sisi lain, pemuda adalah aset berharga bagi masa depan suatu bangsa. Mereka memiliki energi, antusiasme, dan potensi untuk menjadi inovator dan pemimpin di berbagai sektor, termasuk industri manufaktur. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan pemuda dengan kompetensi yang relevan agar mereka dapat berkontribusi secara efektif dalam memajukan industri manufaktur.

 

Pelatihan berbasis kompetensi dalam peningkatan mutu industri manufaktur bagi pemuda menjadi sangat penting. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa pemuda perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam lingkungan industri. Latar belakang pelatihan ini mencakup beberapa alasan kuat.

 

Dalam persaingan global, produk berkualitas tinggi menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Pemahaman tentang konsep dan praktik peningkatan mutu menjadi landasan penting bagi pemuda yang ingin berkarir di industri manufaktur. Industri manufaktur terus berkembang dengan cepat, didorong oleh teknologi dan inovasi. Pemuda perlu memahami bagaimana teknologi baru dapat digunakan untuk meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi.

 

Pemuda memiliki pandangan segar dan ide-ide inovatif. Dengan mendapatkan pemahaman yang baik tentang peningkatan mutu, mereka dapat memberikan kontribusi berharga dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah-masalah yang ada di industri. Industri manufaktur harus bersaing tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di pasar global. Kompetensi dalam peningkatan mutu membantu memastikan bahwa produk-produk dapat memenuhi standar internasional.

 

Pelatihan ini dapat memberikan peluang baru bagi pemuda untuk berkarir dan berkontribusi secara ekonomi. Peningkatan mutu dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mengangkat kesejahteraan.Pelatihan ini tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter pemuda dengan nilai-nilai etika kerja, tanggung jawab sosial, dan profesionalisme yang diperlukan dalam lingkungan industri.

 

Dengan memahami latar belakang ini, pelatihan berbasis kompetensi dalam peningkatan mutu industri manufaktur bagi pemuda diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi individu, industri, dan masyarakat secara keseluruhan.

 

Industri manufaktur memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk menjaga daya saing dan mutu produk, diperlukan pemahaman mendalam dan keterampilan dalam peningkatan mutu di kalangan generasi muda. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemuda pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam meningkatkan mutu di industri manufaktur.

 

Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda pada Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui Program Youth Edulife Skill (YES) menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Mutu Industri Manufaktur bagi Pemuda Tahun 2024.

 

Pelatihan Peningkatan Mutu Industri Manufaktur bagi Pemuda ini merupakan kegiatan prioritas nasional atau tagging Bappenas Tahun 2024.

 

Sehubungan dengan tantangan yang ada, langkah nyata untuk mempersiapkan pemuda yang memiliki wawasan, pemahaman, sikap dan keterampilan pemuda sangat diperlukan guna mendukung mereka untuk menjadi pemuda yang mandiri dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitarnya.

 

Dengan pelatihan ini, membekali pemuda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dan peluang di industri manufaktur yang semakin kompetitif. Dengan memahami konsep mutu dan penerapannya, pemuda diharapkan dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan industri manufaktur yang berkelanjutan dan inovatif.

 

Maksud dari Pelatihan Peningkatan Mutu Industri Manufaktur Bagi Pemuda adalah memberikan pemahaman mendalam dan keterampilan praktis kepada pemuda untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam meningkatkan mutu produk dan proses di industri manufaktur. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan pemuda agar mampu berkontribusi secara efektif dalam mengatasi tantangan yang terkait dengan mutu di industri manufaktur, serta mendorong adopsi praktik-praktik terbaik dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berdaya saing.

 

1. Peserta mengenal konsep dasar mutu produk dan proses dalam industri manufaktur, serta mengapa peningkatan mutu sangat penting dalam menjaga daya saing perusahaan.

2.Peserta memiliki keterampilan praktis yang diperlukan untuk menerapkan metode-metode peningkatan mutu, seperti Six Sigma dan Lean, serta menggunakan alat-alat kualitas untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah..

3. Pemuda memahami prinsip-prinsip manajemen mutu dan standar internasional seperti ISO 9001, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam memastikan produk memenuhi standar yang ditetapkan.

4.   Pemuda memahami inovasi dan penggunaan teknologi dapat berdampak positif dalam meningkatkan mutu produk dan proses produksi di industri manufaktur.

5. Peserta memahami nilai-nilai etika kerja yang kuat dan kesadaran tentang tanggung jawab sosial perusahaan terkait mutu produk dan dampak lingkungan.

6.   Meningkatnya daya saing pemuda di pasar tenaga kerja dengan memberikan kompetensi yang relevan dalam industri manufaktur.

7.Memberikan peluang bagi pemuda untuk berkarir dan berkontribusi secara ekonomi melalui peningkatan mutu produk.

8. Pemuda memiliki keterampilan kepemimpinan dan inovatif serta menjadi agen perubahan dalam industri manufaktur.

9. Pemuda mampu mengelola dan meningkatkan mutu di industri manufaktur, serta mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan industri secara keseluruhan.

 

  Output Kegiatan yaitu jumlah pemuda yang terfasilitasi dan mendapatkan pembinaan penguatan pemberdayaan potensi kemandirian pemuda, dimana melalui pelatihan ini, pemuda dapat meningkat menjadi lebih mandiri.

Outcome dari kegiatan pelatihan peningkatan mutu industri manufaktur bagi pemuda dapat mencakup sejumlah hasil konkret dan kemampuan yang diperoleh oleh peserta antara lain :

1.        Peserta dapat menjelaskan prinsip-prinsip manajemen mutu, termasuk siklus PDCA

2.        Peserta mampu mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan mutu dan  menggunakan alat-alat untuk menganalisis dan memecahkan masalah mutu.

3.        Peserta mampu membuat konsep inovasi dengan peningkatan mutu di industri manufaktur.serta memiliki kemampuan untuk mencari dan menerapkan solusi inovatif dalam proses produksi atau produk.

4.        Peserta dapat menganalisis studi kasus nyata terkait peningkatan mutu dan mengidentifikasi solusi serta mampu berpartisipasi dalam diskusi kelompok untuk mencari tindakan perbaikan yang efektif.

5. Peserta memiliki kemampuan berpikir kritis dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produk.serta mengaplikasikan pemikiran kreatif dalam mencari solusi inovatif untuk meningkatkan mutu.

6.      Peserta mendapatkan pengalaman nyata dalam mengamati penerapan konsep peningkatan mutu di lingkungan industri manufaktur. dan memiliki keterampilan praktis melalui simulasi dan latihan interaktif dalam menyelesaikan masalah mutu.

Narasumber Pelatihan Peningkatan Mutu Industri Manufaktur bagi pemuda dapat berasal dari berbagai latar belakang dan keahlian. Berikut adalah beberapa narasumber yang bisa menjadi bagian dari pelatihan ini:

1.  Narasumber dari pemerintah baik pusat maupun daerah yang memiliki urusan atau kebijakan dan kajian/isu terkait mutu industri manufaktur

2.  Narasumber dari kalangan akademisi yang memiliki keahlian terkait pengembangan mutu industri manufaktur

3.    Narasumber yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan usaha dibidang manufaktur.

4.Narasumber yang memiliki pengalaman dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan bisnis atau proyek kreatif mutu industri manufaktur.

5.    Narasumber dari industri teknologi yang memiliki pengetahuan tentang aplikasi dan perangkat lunak terkini yang relevan untuk pelatihan ini.

6. Narasumber yang memiliki pengalaman menerapkan kreativitas dan solusi inovatif dalam proses produksi atau produk dalam industri manufaktur.

 

Mardiko Bagus Sumitro, S.Pd., M.M.

Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenpora