Pengertian
Literasi dan Permasalahnnya
Pemakaian internet sudah bisa dari Sabang sampai
Merauke. PR nya ada beberapa di daerah yang sinyalnya masih belum ada atau
belum bagus/jelek. Jumlah peduduk 272 juta, HP ada 338, artinya ada 1 orang
yang punya 2 atau lebih nomor sehingga pemerintah menggalakkan registrasi nomor
agar ada pengamanan. Yang aktif di dunia maya sebesar 59%. Kepemilikan alat
komunikasi mobile phone 96%. Rata-rata masyarakat menggunakan internet selama 8
jam dalam satu hari. selama pandemic pengguna Games dan Musik meningkat, dengan
nonton video online. Yang paling banyak digunakan adalah Youtube (Google) dan
FB. Usia pengguna media antara 18 s.d. 40 tahun. Perilaku bermedia pada saat
pandemic, dunia tidak lagi sama dengan yang sebelumnya. Sekolah pun sampai
sekarang masih belajar jarak jauh. Selama pandemic meningkat sebanyak 57%.
Kemasan konten di dunia TV mulai naik lagi. Perlu trik khusus untuk generasi Z
yang dapat membuat menarik, dengan 3 detik begitu juga dengan gen Y. Medsos
lebih melekat dengan visual konten misalnya foto. Hati-hati dalam copyright
sehingga bisa menggunakan akun-akun yang bebas live copy dan copyright.
Literasi adalah kemampuan mengumpulkan sumber-sumber
bahan bacaan, kemampuan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat,
kemampuan mengemukakan ide atau gagasan baru, teori baru dan kreativitas serta
inovasi baru, kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu. Seberapa
banyak pemuda yang berselancar di dunia maya itu dapat mendapat literasi dan
memanfaatkan di era sekarang ini. Perpustakaan Nasional salah satu institusi
yang mendukung dalam pemberantasan hoaks. Literasi digital untuk penerima manfaat,
memperbanyak konten positif dan dapat diakses dengan mudah. Mungkin ada pemuda
yang tidak suka menjadi anggota perpustakaan. Ke depan kita akan berhadapan
dengan kepemudaan yang tidak dapat menciptakan lapangan kerja, modal utama
adalah selalu belajar dan belajar dan meningkatkan kemampuan digital dalam
kompetensi global. Indonesia akan hanya menjadi penonton jika tidak memiliki
modal pengetahuan yang memadai dan mengeksplorasi sumber daya alam yang
melimpah.
Perputaran dunia ini ada di Asia. Ini merupakan
tantangan besar untuk mempersiapkan anak muda di masa depan, terpusat pada
indeks literasi menciptakan barang dan jasa yang bermutu. Generasi milenial
harus sudah memikirkan persaingan dunia ke depan dengan memanfaatkan
pengelolaan sumber daya alam melalui sumber daya manusia, membuka peluang pasar
dan berkontribusi dengan stakeholder. Bagaimana mengarahkan agar pemuda bisa
maksimal dalam memanfaatkan internet. Internet dapat mengubah dalam hitungan
detik sedangkan dalam membaca buku seperti menyelam ke dalam lautan yang dalam.
Ketika revolusi industry 4.0 maka berhubungan dengan transformasi bebasis
inklusi. Percontohan literasi digital dengan membangun perpustakaan dalam satu
desa.
Selama pandemic
penggunaan internet, akun media social, Netflix dan youtube meningkat.
Pemanfaatan media social baik atau tidak adalah tergantung kita. Pemuda
mempunyai potensi dalam penggunaan social media yang bijak. Hoaks kesehatan
terkait Covid-19 sangat tinggi, sekarang sedang pemberitaan vaksin Covid-19.
Kita itu luber informasi tetapi minim literasi. Literasi digital adalah tidak
hanya sekedar menguasi perangkat tetapi juga bisa adaptasi secara maksimal
untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar. Butuh banyak kompetensi, melihat
mana informasi yang berkualitas atau tidak, belajar mengelola informasi terus
menerus, berkomunikasi dan berkoordinasi. Anti hoaks ada 10 tips penting:
kuasai cara akses informasi, seleksi informasi, pahami informasi, analisi
informasi, verifikasi informasi, evaluasi informasi, hanya bagikan informasi
jika akurat, upayakan produksi sendiri, berpartisipasi dan berkolaborasi. Jika
menemukan hoaks jangan diam saja, ini tidak bagus, sebaiknya ingatkan atau beri
klarifikasinya, jangan sungkan karena ada senior yang membagikan berita
tersebut. Gunakan bahasa yang halus dengan cara yang berbeda berdasar kultur
masing-masing, misalnya dicampur dengan bahasa daerah, kita cari informasi yang
akurat dulu baru setelah itu kita benarkan informasi tersebut (kita punya
evidence). Daring dengan media social instagram, twitter dan facebook.dukungan
dari media juga sangat dibutuhkan. Pemuda sebagai agen literasi digital.
Dilansir dari wikipedia, istilah
literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus, yang
berarti orang yang belajar. Secara garis besar, literasi sendiri ialah istilah
umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca,
menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
seseorang dalam berbahasa.
Literasi Digital
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia
harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup
abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah,
sampai masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang ditetapkan oleh World
Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta
didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi
dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains,
literasi digital,literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Perkembangan teknologi tidak hanya
berbentuk komputer (perangkat keras), tetapi juga berupa kemajuan yang pesat
juga terjadi pada sisi perangkat lunak. Pada awal pemakaian komputer, aplikasi
yang digunakan berbasis teks. Sejak ditemukannya sistem operasi windows, yang
mempunyai aksesibilitas yang ramah pengguna, mulailah bermunculan aplikasi
pendukung yang dapat dimanfaatkan untuk media digital. Laptop yang saat ini
banyak beredar menjawab kebutuhan masyarakat di dunia berupa kemudahan
mobillitas. Saat ini pun pemakaian laptop mulai tergantikan oleh penggunaan
gawai dalam pemanfaatan media digital yang juga seiring dengan peningkatan jaringan
internet yang luar biasa.
Unsur literasi
digital terdiri dari social networking, transliteracy, maintaining privacy,
creating content, organising and sharing content, reusing/repurposing content,
filtering and selecting content, self broadcasting. Manfaat literasi digital
berupa memperoleh informasi dengan cepat, belajar lebih cepat, menghemat uang,
selalu mengetahui informasi terkini, mempermudah proses komunikasi, mengetahui
cara menjaga privasi dalam dunia online, memahami segala jenis cybercrime serta
mengenal ciri-ciri situs atau konten palsu.
Setiap individu perlu memahami bahwa
literasi digital merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk dapat
berpartisipasi di dunia modern sekarang ini. Literasi digital sama pentingnya
dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Generasi yang
tumbuh dengan akses yang tidak terbatas dalam teknologi digital mempunyai pola
berpikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Setiap orang hendaknya dapat
bertanggung jawab terhadap bagaimana menggunakan teknologi
untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Teknologi digital memungkinkan orang untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan keluarga dan teman dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya,
dunia maya saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran
kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan. Keberadaan konten
negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan
membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.
Menjadi literat digital berarti dapat
memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan dan berkomunikasi efektif
dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, bentuk yang dimaksud
termasuk menciptakan, mengolaborasi, mengomunikasikan, dan bekerja sesuai
dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan
agar efektif untuk mencapai tujuan. Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis
terhadap berbagai dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat
penggunaan teknologi dalamkehidupan sehari-hari. Memacu individu untuk beralih
dari konsumen informasi yang pasif menjadi produsen aktif, baik secara individu
maupun sebagai bagian dari komunitas. Jika generasi muda kurang menguasai kompetensi
digital, hal ini sangat berisiko bagi mereka untuk tersisih dalam persaingan
memperoleh pekerjaan, partisipasi demokrasi, dan interaksi sosial.
Literasi digital akan menciptakan
tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif. Mereka
tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoaks,
atau korban penipuan yang berbasis digital. Dengan demikian, kehidupan sosial
dan budaya masyarakat akan cenderung aman dan kondusif. Membangun budaya
literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama.
Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu indikator
pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Quipperian, semakin berkembangnya zaman,
tentu saja makin banyak hal pula yang ikut berinovasi ke dunia digital,
termasuk literasi. Dilansir dari wikipedia, literasi digital
merupakan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk menggunakan media digital,
alat komunikasi dan kemudian menggunakannya secara sehat, bijak, dan cerdas.
Jadi,
saat ini kamu enggak hanya bisa membaca lewat buku saja, tapi juga lewat
media-media digital seperti handphone, tablet, atau komputer,
Quipperian. Selain buku, literasi digital pun bisa berupa video literasi, lho. Apa
sih itu video literasi?
Video literasi adalah video gabungan dari gambar-gambar
maupun foto disertai teks, yang biasanya berisi ajakan, seruan, atau informasi
bagi audiens.
Pentingnya
membangun budaya literasi
Ketika seorang anak sedang belajar
mengeja, maka yang sedang dilakukannya bukan sekedar belajar membaca, melainkan
juga sedang membangun sebuah fondasi peradaban. Dari belajar mengeja, suatu
saat anak itu akan memiliki keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan
membaca dan menulis akan mengantarkannya memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi, memecahkan masalah dan menciptakan karya. Semua hal tersebut
berkaitan dengan budaya literasi.
Secara sederhana, literasi didefinisikan
sebagai keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis. Terlepas dari
berbagai konsep fungsionalnya, inti dari literasi adalah seseorang terbebas dari
buta huruf. Individu memiliki kemampuan (ability) dan kemauan (will) membaca dan menulis.
Jika diukur dari segi kemampuan (ability), keterampilan membaca dan
menulis masyarakat Indonesia cukup tinggi, meskipun masih terdapat angka buta
huruf yang perlu diperhatikan. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), angka tingkat buta huruf nasional (secara akumulatif) pada tahun
2020 adalah 1,78 persen. Namun jika diukur dari segi kemauan (will), misalnya akses ke
perpustakaan, baik secara online maupun offline, minat baca masyarakat
Indonesia berada pada posisi sedang. Berdasarkan Kajian Indeks Kegemaran
Membaca yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun 2020
diketahui bahwa minat baca masyarakat Indonesia masuk dalam poin 55,74 persen
atau berada dalam kategori sedang.
Namun budaya literasi sejatinya sudah
harus dimulai dari keluarga dan harus dimulai sejak anak-anak berusia dini.
Budaya membaca buku sudah harus dibiasakan oleh orang tua, sehingga dapat
ditiru oleh anak-anak melalui habituasi. Kemudian lingkungan turut mendukung
dan menularkannya ke area yang lebih luas. Pihak sekolah juga harus ambil peran
dengan membuat program-program yang terarah.
Tantangan terbesar dalam membangun budaya
literasi di era digital ini adalah kuatnya budaya visual. Situasi ini berbeda
dengan tahun 1990-an di mana anak-anak dan remaja terbiasa menulis dan membaca,
mulai dari membuat surat, menulis buku harian, membuat cerpen, menciptakan
puisi atau membaca komik. Beberapa perpustakaan melihat masalah ini dan mulai
mengadaptasi pola buku digital untuk menarik minat baca. Beberapa perpustakaan
juga ada yang menerapkan pola hibrida dengan menyediakan buku cetak (hardcopy) dan sekaligus buku
elektronik, seperti yang terdapat di beberapa perpustakaan di sekolah dan
perguruan tinggi.
Penerapan
budaya literasi di kehidupan sehari-hari
Jenis literasi dalam kehidupan berupa literasi baca
tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital
serta literasi budaya dan kewargaan. Budaya literasi digital berbentuk
kesadaran masyarakat untuk menggunakan internet secara cerdas dan positif
berupa kecerdasan memahami arus informasi digital, keadaban bermedia sosial,
kecerdasan menggunakan platform media digital, ketepatan menyebarkan gagasan,
serta kejelian mengakses informasi. Literasi digital bagi generasi milenial
berupa ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang menggunakan teknologi
digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
menganalisis dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat
dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif
dalam masyarakat.
Adapun
penerapan literasi Digital didalam kehidupan sehati-hati adalah guna memecahkan
dampak dari rendahnya
budaya literasi adalah kurangnya pengetahuan, meluasnya kemiskinan, tingginya
angka putus sekolah, meningkatnya angka kriminalitas, rendahnya produktivitas
kerja dan rentannya seseorang dalam menyikapi informasi.
Penerapan literasi
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan membaca berbagai macam
informasi bermanfaat. Menciptakan budaya membaca
di sekolah dan Meningkatkan literasi digital di Indonesia merupakan pekerjaan
rumah pemerintah yang sangat berat. Di masa revolusi industri 4.0, yang
mana Internet of Things (IoT) sudah merambah di berbagai lini
dan kehidupan sosial masyarakat, tuntutan untuk menguasai literasi digital
menjadi sangat urgen.
Fenomena pengunaan media sosial sebagai media online
semakin massive pada dekade ini. Kalangan muda sebagai generasi milenial atau
digital native merupakan pengguna terbesar dalam penggunaan media sosial saat
ini. Penelitian mengenai literasi digital masih jarang dilakukan terutama di
Indonesia.
Pemerintah berupaya melibatkan seluruh ekosistem
untuk membangun dan mengembangkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi era
digital. Untuk melakukan percepatan literasi digital, pemerintah mendorong
pemuda di Indonesia untuk lebih mempunyai keahlian dalam bidang digital, dan
pelatihan ini akan dilakukan secara online.
masyarakat. Mampu
meningkatkan
kepahaman seseorang terhadap suatu bacaan. Dapat
membuat
seseorang bisa berpikir kritis dan memperkuat nilai kepribadian dan budi
pekerti. Literasi dalam kehidupan seharihari juga dapat memberikan nilai
manfaat yaitu
mampu meningkatkan
pengetahuan akan kosa kata. Menambah wawasan. Mampu
,mempertajam
diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan. Mengembangkan
kemampuan verbal. Melatih kemampuan berpikir
dan menganalisa. Melatih fokus dan
konsentrasi.
Melatih
diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan baik.
Peran
pemuda dalam peningkatan Literasi di Indonesia
Di era digital, peran pemuda untuk memberikan
inovasi di bidang teknologi sangat penting. Saat ini, kita sudah berada
pada era disrupsi dimana
ide dari generasi muda dapat merubah setiap sistem atau struktur yang sudah
ada. Digitalisasi mengarah kepada kemudahan dalam pengolahan suatu informasi.
Di era digital, peran pemuda untuk memberikan inovasi di bidang teknologi
sangat penting. Saat ini, kita sudah berada pada era disrupsi dimana ide dari
generasi muda dapat merubah setiap sistem atau struktur yang sudah ada.
Memasuki
masa industri generasi keempat yang lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0
diharapkan Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin
canggih. Oleh karena itu Indonesia telah memiliki peta jalan atau road map untuk
menghadapi kondisi yang disebut Making Indonesia 4.0. masa depan
Indonesia bertumpu kepada pemuda sebagai penerus bangsa. Pemuda yang penuh kreativitas
serta inovasi akan melahirkan berbagai
sumber ekonomi baru yang akan menjadi penggerak ekonomi bangsa di era revolusi
industri 4.0. Adanya perubahan di era revolusi ini baik langsung maupun tidak
langsung berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dan menentukan
perkembangan ekonomi ke depan.
Indonesia
membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang untuk 15 tahun kedepan. World
Economic Forum (WEF) memprediksikan pada tahun 2025 akan ada 85 juta pekerjaan
yang tergantikan karena automasi. Selanjutnya akan muncul pekerjaan baru dengan
integrasi keterampilan manusia, mesin, dan algoritme. Pemuda perlu
berpartisipasi sebagai generasi milenial dalam era digital, yaitu milenial
sebagai digital talent, pelaku usaha, sekaligus sebagai potensi
pasar dalam negeri.
Keterampilan
dalam menguasai teknologi dan informasi menjadi syarat utama yang harus
dimiliki jika ingin ikut bersaing dalam kompetisi baik secara nasional maupun
global. Globalisasi informasi berupa penyebaran akses dan produksi informasi
melalui media teknologi juga menjadi alasan masyarakat untuk ikut menyesuaikan
diri dengan perkembangan teknologi masa kini. Jika tidak, maka semakin lama
masyarakat akan semakin tertinggal seiring begitu cepatnya perkembangan
teknologi yang terus berjalan.
Di masa pandemi, internet menjadi bagian penting
untuk bertahan. Dibutuhkan digitalisasi dalam banyak aspek kewirausahaan
pemuda, tidak hanya untuk pemasaran produk, tetapi juga untuk peningkatan
kompetensi pemuda wirausaha, menjamin akses input, membangun norma sosial
masyarakat yang positif terhadap kewirausahaan, serta sosialisasi informasi
kewirausahaan yang diperlukan.
Dampak pergaulan, dukungan keluarga, dan
perkembangan konten sosial media berpengaruh signifikan. Diperlukan kemudahan informasi
dan akses terhadap konten positif dan membangun, untuk menumbuhkan kreativitas
dan produktivitas pemuda. Disamping sistem pembelajaran yang lebih menarik bagi
pemuda.
Ketersediaan ruang dan tempat kreativitas digital
bagi pertumbuhan minat, bakat dan produktivitas pemuda yang dibutuhkan untuk
mengembangan potensi melalui kemudahan akses di sentra pelayanan kepemudaan.
Hal ini memerlukan kolaborasi seluruh ekosistem pembangunan pemuda, baik di
pusat dan daerah, sehingga jumlah ruang atau tempat kreativitas digital semakin banyak dan merata
sampai ke daerah terpencil, serta kemudahan akses dan bagi perkembangan
kewirausahaan pemuda.
Meski
di tengah pandemi Covid-19, ekonomi digital di Indonesia telah bertumbuh lebih
baik dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh perubahan perilaku
masyarakat di masa pandemi. Masyarakat yang lebih banyak beraktivitas di rumah
lebih memilih melakukan less contact economy seperti
berbelanja daring, dan melakukan aktivitas pekerjaan melalui pertemuan virtual.
Covid-19 juga membuat konsumsi produk kesehatan dan daya tahan tubuh meningkat.
Penggunaan media sosial dengan lebih banyak
mengungkapkan informasi yang positif, mengakomodasi berbagai golongan, kelompok
maupun etnis dalam wadah dan tujuan yang sama,
serta meningkatkan empati antar kelompok. Cerdas bermedia
sosial dengan menggunakan media sosial secara bijak sebagai alat komunikasi dan
tempat menyebarkan informasi yang bermanfaat seperti pesan damai, memersatukan
Indonesia, menolong orang serta beritanya terbukti, tidak merugikan,
menyinggung bahkan melecehkan seseorang. Cara menggunakan media sosial dengan
baik dan bijak dilakukan melalui selektif dalam menambahkan ataupun menerima
pertemanan pada media sosial, pertimbangan dalam menulis status yang tidak
memancing respon negatif, memberikan informasi yang akurat dan baik serta
memperhatikan sumber berita dan keakuratan berita
Privasi di media sosial sangat diperlukan menyangkut dengan beberapa hal yang harus
dihindari untuk diunggah di media sosial ditujukan bagi pengguna media sosial
seperti informasi pribadi, informasi keluarga dan masalah pribadi. Permasalahan
perlindungan data pribadi harus diatur dengan regulasi yang lebih kuat terhadap
keamanan data dan privasi pengguna sehingga meningkatkan kepercayaan publik
kepada sistem dan transaksi elektronik yang berimbas kepada peningkatan
literasi dan perekonomian digital
Panduan dalam menulis berita yang baik dan benar
adalah menanyakan apa yang diinformasikan, dimana peristiwa itu terjadi, kapan
peristiwa itu terjadi, siapa yang terlibat dalam peristiwa atau kejadian
tersebut, mengapa peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi dan bagaimana
peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi.
Infografis adalah informasi yang disampaikan dalam
bentuk grafik yang menarik, sehingga penyampaian data dan informasinya lebih
menarik dan mudah dipahami. Kiat membuat infografis terdiri dari mengenali dulu
target audiens, menyusun konsep data dan informasi yang disampaikan, menentukan
template dan tipe infografis serta modifikasi ukuran dan tampilan. Jenis
infografis terdiri dari infografis statistik, infografis informasi, infografis
timeline, infografis proses, infografis geografis, ingfografis perbandingan,
infografis hierarkis serta infografis daftar
Kemampuan
Fact checking juga harus dimiliki dalam literasi digital, dimana Fact checking adalah tindakan memeriksa informasi
faktual dalam teks non fiksi untuk menentukan kebenaran dan kebenaran
pernyataan faktual dalam teks. Fact checker akan memastikan data sebuah laporan
sesuai dengan referensi yang valid. Disisi lain, fact checker pun mengecek
informasi yang sudah beredar dan vital seperti hoax. Jenis hoax terdiri dari
hoax virus, hox kirim pesan berantai, hoax urban legend, hoax hadiah gratis,
hoax kisah menyedihkan, hoax pencemaran nama, serta hoax tentang kesehatan.
Cara cerdas tangkal hoax seperti jangan langsung menyebarkan suatu berita tanpa
mengecek kebenarannya, berhati-hati dengan judul yang provokatif, cari tahu
keaslian alamat situs laman, perhatikan keaslian foto, periksa keaslian berita
dengan mencari tahu asal sumbernya, ikut serta grup diskusi antihoax, serta
segera adukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika apabila menemukan
berita hoax. Aplikasi dan situs pelacak hoax seperti turn back hoax, cekfakta.com,
babe, hoax buster tools, hoaxeye twitter,
Sedangkan
hal lain yang menjadi kebutuhan pemuda adalah kemampuan memahami tentang
literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan
kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan
dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan
memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum
dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari.
Generasi
muda selalu memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam perkembangan
suatu bangsa dan negara karena mereka adalah kelompok sosial yang menentukan
masa depan sebuah bangsa. Salah satunya menyangkut peran pemuda dalam
peningkatan literasi digitalai. Tak terelakkan bangsa ini membutuhkan kehadiran
para pemuda sebagai penerus keberlangsungan bangsa ini melalui peningkatan
literasi digital.
Sumber :
Materi
Pendukung Literasi Digital, Gerakan Literasi Digital, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta , 2017
https://revolusimental.go.id/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan
artikel?url=membangun-budaya-literasi-sejak-dini
tulisan ini dibuat pada workshop rekognisi dengan narsum muhammad Ivan (Kemenko PMK)