Jumat, 15 April 2022

Peran Pemuda dalam Peningkatan Literasi Digital di Indonesia



Pengertian Literasi dan Permasalahnnya

Pemakaian internet sudah bisa dari Sabang sampai Merauke. PR nya ada beberapa di daerah yang sinyalnya masih belum ada atau belum bagus/jelek. Jumlah peduduk 272 juta, HP ada 338, artinya ada 1 orang yang punya 2 atau lebih nomor sehingga pemerintah menggalakkan registrasi nomor agar ada pengamanan. Yang aktif di dunia maya sebesar 59%. Kepemilikan alat komunikasi mobile phone 96%. Rata-rata masyarakat menggunakan internet selama 8 jam dalam satu hari. selama pandemic pengguna Games dan Musik meningkat, dengan nonton video online. Yang paling banyak digunakan adalah Youtube (Google) dan FB. Usia pengguna media antara 18 s.d. 40 tahun. Perilaku bermedia pada saat pandemic, dunia tidak lagi sama dengan yang sebelumnya. Sekolah pun sampai sekarang masih belajar jarak jauh. Selama pandemic meningkat sebanyak 57%. Kemasan konten di dunia TV mulai naik lagi. Perlu trik khusus untuk generasi Z yang dapat membuat menarik, dengan 3 detik begitu juga dengan gen Y. Medsos lebih melekat dengan visual konten misalnya foto. Hati-hati dalam copyright sehingga bisa menggunakan akun-akun yang bebas live copy dan copyright.

Literasi adalah kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bahan bacaan, kemampuan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat, kemampuan mengemukakan ide atau gagasan baru, teori baru dan kreativitas serta inovasi baru, kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu. Seberapa banyak pemuda yang berselancar di dunia maya itu dapat mendapat literasi dan memanfaatkan di era sekarang ini. Perpustakaan Nasional salah satu institusi yang mendukung dalam pemberantasan hoaks. Literasi digital untuk penerima manfaat, memperbanyak konten positif dan dapat diakses dengan mudah. Mungkin ada pemuda yang tidak suka menjadi anggota perpustakaan. Ke depan kita akan berhadapan dengan kepemudaan yang tidak dapat menciptakan lapangan kerja, modal utama adalah selalu belajar dan belajar dan meningkatkan kemampuan digital dalam kompetensi global. Indonesia akan hanya menjadi penonton jika tidak memiliki modal pengetahuan yang memadai dan mengeksplorasi sumber daya alam yang melimpah.

 

Perputaran dunia ini ada di Asia. Ini merupakan tantangan besar untuk mempersiapkan anak muda di masa depan, terpusat pada indeks literasi menciptakan barang dan jasa yang bermutu. Generasi milenial harus sudah memikirkan persaingan dunia ke depan dengan memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam melalui sumber daya manusia, membuka peluang pasar dan berkontribusi dengan stakeholder. Bagaimana mengarahkan agar pemuda bisa maksimal dalam memanfaatkan internet. Internet dapat mengubah dalam hitungan detik sedangkan dalam membaca buku seperti menyelam ke dalam lautan yang dalam. Ketika revolusi industry 4.0 maka berhubungan dengan transformasi bebasis inklusi. Percontohan literasi digital dengan membangun perpustakaan dalam satu desa.

Selama pandemic penggunaan internet, akun media social, Netflix dan youtube meningkat. Pemanfaatan media social baik atau tidak adalah tergantung kita. Pemuda mempunyai potensi dalam penggunaan social media yang bijak. Hoaks kesehatan terkait Covid-19 sangat tinggi, sekarang sedang pemberitaan vaksin Covid-19. Kita itu luber informasi tetapi minim literasi. Literasi digital adalah tidak hanya sekedar menguasi perangkat tetapi juga bisa adaptasi secara maksimal untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar. Butuh banyak kompetensi, melihat mana informasi yang berkualitas atau tidak, belajar mengelola informasi terus menerus, berkomunikasi dan berkoordinasi. Anti hoaks ada 10 tips penting: kuasai cara akses informasi, seleksi informasi, pahami informasi, analisi informasi, verifikasi informasi, evaluasi informasi, hanya bagikan informasi jika akurat, upayakan produksi sendiri, berpartisipasi dan berkolaborasi. Jika menemukan hoaks jangan diam saja, ini tidak bagus, sebaiknya ingatkan atau beri klarifikasinya, jangan sungkan karena ada senior yang membagikan berita tersebut. Gunakan bahasa yang halus dengan cara yang berbeda berdasar kultur masing-masing, misalnya dicampur dengan bahasa daerah, kita cari informasi yang akurat dulu baru setelah itu kita benarkan informasi tersebut (kita punya evidence). Daring dengan media social instagram, twitter dan facebook.dukungan dari media juga sangat dibutuhkan. Pemuda sebagai agen literasi digital.

Dilansir dari  wikipedia, istilah literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus, yang berarti orang yang belajar. Secara garis besar, literasi sendiri ialah istilah umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa.

Literasi Digital

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang ditetapkan oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital,literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Perkembangan teknologi tidak hanya berbentuk komputer (perangkat keras), tetapi juga berupa kemajuan yang pesat juga terjadi pada sisi perangkat lunak. Pada awal pemakaian komputer, aplikasi yang digunakan berbasis teks. Sejak ditemukannya sistem operasi windows, yang mempunyai aksesibilitas yang ramah pengguna, mulailah bermunculan aplikasi pendukung yang dapat dimanfaatkan untuk media digital. Laptop yang saat ini banyak beredar menjawab kebutuhan masyarakat di dunia berupa kemudahan mobillitas. Saat ini pun pemakaian laptop mulai tergantikan oleh penggunaan gawai dalam pemanfaatan media digital yang juga seiring dengan peningkatan jaringan internet yang luar biasa.

Unsur literasi digital terdiri dari social networking, transliteracy, maintaining privacy, creating content, organising and sharing content, reusing/repurposing content, filtering and selecting content, self broadcasting. Manfaat literasi digital berupa memperoleh informasi dengan cepat, belajar lebih cepat, menghemat uang, selalu mengetahui informasi terkini, mempermudah proses komunikasi, mengetahui cara menjaga privasi dalam dunia online, memahami segala jenis cybercrime serta mengenal ciri-ciri situs atau konten palsu.  

Setiap individu perlu memahami bahwa literasi digital merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk dapat berpartisipasi di dunia modern sekarang ini. Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Generasi yang tumbuh dengan akses yang tidak terbatas dalam teknologi digital mempunyai pola berpikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Setiap orang hendaknya dapat bertanggung jawab terhadap bagaimana menggunakan teknologi

untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Teknologi digital memungkinkan orang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan keluarga dan teman dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, dunia maya saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan. Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu.

Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, bentuk yang dimaksud termasuk menciptakan, mengolaborasi, mengomunikasikan, dan bekerja sesuai dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis terhadap berbagai dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi dalamkehidupan sehari-hari. Memacu individu untuk beralih dari konsumen informasi yang pasif menjadi produsen aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Jika generasi muda kurang menguasai kompetensi digital, hal ini sangat berisiko bagi mereka untuk tersisih dalam persaingan memperoleh pekerjaan, partisipasi demokrasi, dan interaksi sosial.

 Literasi digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif. Mereka tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif, menjadi korban informasi hoaks, atau korban penipuan yang berbasis digital. Dengan demikian, kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan cenderung aman dan kondusif. Membangun budaya literasi digital perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara bersama-sama. Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.

Quipperian, semakin berkembangnya zaman, tentu saja makin banyak hal pula yang ikut berinovasi ke dunia digital, termasuk literasi. Dilansir dari wikipedia, literasi digital merupakan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk menggunakan media digital, alat komunikasi dan kemudian menggunakannya secara sehat, bijak, dan cerdas.

Jadi, saat ini kamu enggak hanya bisa membaca lewat buku saja, tapi juga lewat media-media digital seperti handphone, tablet, atau komputer, Quipperian. Selain buku, literasi digital pun bisa berupa video literasi, lho. Apa sih itu video literasi?

Video literasi adalah video gabungan dari gambar-gambar maupun foto disertai teks, yang biasanya berisi ajakan, seruan, atau informasi bagi audiens.

Pentingnya membangun budaya literasi

Ketika seorang anak sedang belajar mengeja, maka yang sedang dilakukannya bukan sekedar belajar membaca, melainkan juga sedang membangun sebuah fondasi peradaban. Dari belajar mengeja, suatu saat anak itu akan memiliki keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan membaca dan menulis akan mengantarkannya memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, memecahkan masalah dan menciptakan karya. Semua hal tersebut berkaitan dengan budaya literasi.

Secara sederhana, literasi didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis. Terlepas dari berbagai konsep fungsionalnya, inti dari literasi adalah seseorang terbebas dari buta huruf. Individu memiliki kemampuan (ability) dan kemauan (will) membaca dan menulis.

Jika diukur dari segi kemampuan (ability), keterampilan membaca dan menulis masyarakat Indonesia cukup tinggi, meskipun masih terdapat angka buta huruf yang perlu diperhatikan. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), angka tingkat buta huruf nasional (secara akumulatif) pada tahun 2020 adalah 1,78 persen. Namun jika diukur dari segi kemauan (will), misalnya akses ke perpustakaan, baik secara online maupun offline, minat baca masyarakat Indonesia berada pada posisi sedang. Berdasarkan Kajian Indeks Kegemaran Membaca yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tahun 2020 diketahui bahwa minat baca masyarakat Indonesia masuk dalam poin 55,74 persen atau berada dalam kategori sedang.

Namun budaya literasi sejatinya sudah harus dimulai dari keluarga dan harus dimulai sejak anak-anak berusia dini. Budaya membaca buku sudah harus dibiasakan oleh orang tua, sehingga dapat ditiru oleh anak-anak melalui habituasi. Kemudian lingkungan turut mendukung dan menularkannya ke area yang lebih luas. Pihak sekolah juga harus ambil peran dengan membuat program-program yang terarah.

Tantangan terbesar dalam membangun budaya literasi di era digital ini adalah kuatnya budaya visual. Situasi ini berbeda dengan tahun 1990-an di mana anak-anak dan remaja terbiasa menulis dan membaca, mulai dari membuat surat, menulis buku harian, membuat cerpen, menciptakan puisi atau membaca komik. Beberapa perpustakaan melihat masalah ini dan mulai mengadaptasi pola buku digital untuk menarik minat baca. Beberapa perpustakaan juga ada yang menerapkan pola hibrida dengan menyediakan buku cetak (hardcopy) dan sekaligus buku elektronik, seperti yang terdapat di beberapa perpustakaan di sekolah dan perguruan tinggi.

Penerapan budaya literasi di kehidupan sehari-hari

Jenis literasi dalam kehidupan berupa literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital serta literasi budaya dan kewargaan. Budaya literasi digital berbentuk kesadaran masyarakat untuk menggunakan internet secara cerdas dan positif berupa kecerdasan memahami arus informasi digital, keadaban bermedia sosial, kecerdasan menggunakan platform media digital, ketepatan menyebarkan gagasan, serta kejelian mengakses informasi. Literasi digital bagi generasi milenial berupa ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.

Adapun penerapan literasi Digital didalam kehidupan sehati-hati adalah guna memecahkan dampak dari rendahnya budaya literasi adalah kurangnya pengetahuan, meluasnya kemiskinan, tingginya angka putus sekolah, meningkatnya angka kriminalitas, rendahnya produktivitas kerja dan rentannya seseorang dalam menyikapi informasi.

Penerapan literasi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan membaca berbagai  macam informasi bermanfaat. Menciptakan budaya membaca di sekolah dan Meningkatkan literasi digital di Indonesia merupakan pekerjaan rumah pemerintah yang sangat berat. Di masa revolusi industri 4.0, yang mana Internet of Things (IoT) sudah merambah di berbagai lini dan kehidupan sosial masyarakat, tuntutan untuk menguasai literasi digital menjadi sangat urgen.

Fenomena pengunaan media sosial sebagai media online semakin massive pada dekade ini. Kalangan muda sebagai generasi milenial atau digital native merupakan pengguna terbesar dalam penggunaan media sosial saat ini. Penelitian mengenai literasi digital masih jarang dilakukan terutama di Indonesia.

Pemerintah berupaya melibatkan seluruh ekosistem untuk membangun dan mengembangkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi era digital. Untuk melakukan percepatan literasi digital, pemerintah mendorong pemuda di Indonesia untuk lebih mempunyai keahlian dalam bidang digital, dan pelatihan ini akan dilakukan secara online.

masyarakat. Mampu meningkatkan kepahaman seseorang terhadap suatu bacaan. Dapat membuat seseorang bisa berpikir kritis dan memperkuat nilai kepribadian dan budi pekerti. Literasi dalam kehidupan seharihari juga dapat memberikan nilai manfaat yaitu mampu meningkatkan pengetahuan akan kosa kata. Menambah wawasan. Mampu ,mempertajam diri dalam menangkap suatu informasi dari sebuah bacaan. Mengembangkan kemampuan verbal. Melatih kemampuan berpikir dan menganalisa. Melatih fokus dan konsentrasi. Melatih diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan baik.

Peran pemuda dalam peningkatan Literasi di Indonesia

Di era digitalperan pemuda untuk memberikan inovasi di bidang teknologi sangat penting. Saat ini, kita sudah berada pada era disrupsi dimana ide dari generasi muda dapat merubah setiap sistem atau struktur yang sudah ada. Digitalisasi mengarah kepada kemudahan dalam pengolahan suatu informasi. Di era digital, peran pemuda untuk memberikan inovasi di bidang teknologi sangat penting. Saat ini, kita sudah berada pada era disrupsi dimana ide dari generasi muda dapat merubah setiap sistem atau struktur yang sudah ada.

Memasuki masa industri generasi keempat yang lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0 diharapkan Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih. Oleh karena itu Indonesia telah memiliki peta jalan atau road map untuk menghadapi kondisi yang disebut Making Indonesia 4.0. masa depan Indonesia bertumpu kepada pemuda sebagai penerus bangsa. Pemuda yang penuh kreativitas serta inovasi akan  melahirkan berbagai sumber ekonomi baru yang akan menjadi penggerak ekonomi bangsa di era revolusi industri 4.0. Adanya perubahan di era revolusi ini baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dan menentukan perkembangan ekonomi ke depan.

Indonesia membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang untuk 15 tahun kedepan. World Economic Forum (WEF) memprediksikan pada tahun 2025 akan ada 85 juta pekerjaan yang tergantikan karena automasi. Selanjutnya akan muncul pekerjaan baru dengan integrasi keterampilan manusia, mesin, dan algoritme. Pemuda perlu berpartisipasi sebagai generasi milenial dalam era digital, yaitu milenial sebagai digital talent, pelaku usaha, sekaligus sebagai potensi pasar dalam negeri.

Keterampilan dalam menguasai teknologi dan informasi menjadi syarat utama yang harus dimiliki jika ingin ikut bersaing dalam kompetisi baik secara nasional maupun global. Globalisasi informasi berupa penyebaran akses dan produksi informasi melalui media teknologi juga menjadi alasan masyarakat untuk ikut menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi masa kini. Jika tidak, maka semakin lama masyarakat akan semakin tertinggal seiring begitu cepatnya perkembangan teknologi yang terus berjalan.

 

Di masa pandemi, internet menjadi bagian penting untuk bertahan. Dibutuhkan digitalisasi dalam banyak aspek kewirausahaan pemuda, tidak hanya untuk pemasaran produk, tetapi juga untuk peningkatan kompetensi pemuda wirausaha, menjamin akses input, membangun norma sosial masyarakat yang positif terhadap kewirausahaan, serta sosialisasi informasi kewirausahaan yang diperlukan.

Dampak pergaulan, dukungan keluarga, dan perkembangan konten sosial media berpengaruh signifikan. Diperlukan kemudahan informasi dan akses terhadap konten positif dan membangun, untuk menumbuhkan kreativitas dan produktivitas pemuda. Disamping sistem pembelajaran yang lebih menarik bagi pemuda.

Ketersediaan ruang dan tempat kreativitas digital bagi pertumbuhan minat, bakat dan produktivitas pemuda yang dibutuhkan untuk mengembangan potensi melalui kemudahan akses di sentra pelayanan kepemudaan. Hal ini memerlukan kolaborasi seluruh ekosistem pembangunan pemuda, baik di pusat dan daerah, sehingga jumlah ruang atau tempat  kreativitas digital semakin banyak dan merata sampai ke daerah terpencil, serta kemudahan akses dan bagi perkembangan kewirausahaan pemuda.

Meski di tengah pandemi Covid-19, ekonomi digital di Indonesia telah bertumbuh lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh perubahan perilaku masyarakat di masa pandemi. Masyarakat yang lebih banyak beraktivitas di rumah lebih memilih melakukan less contact economy seperti berbelanja daring, dan melakukan aktivitas pekerjaan melalui pertemuan virtual. Covid-19 juga membuat konsumsi produk kesehatan dan daya tahan tubuh meningkat.

Penggunaan media sosial dengan lebih banyak mengungkapkan informasi yang positif, mengakomodasi berbagai golongan, kelompok maupun etnis dalam wadah dan tujuan yang sama,  serta meningkatkan empati antar kelompok. Cerdas bermedia sosial dengan menggunakan media sosial secara bijak sebagai alat komunikasi dan tempat menyebarkan informasi yang bermanfaat seperti pesan damai, memersatukan Indonesia, menolong orang serta beritanya terbukti, tidak merugikan, menyinggung bahkan melecehkan seseorang. Cara menggunakan media sosial dengan baik dan bijak dilakukan melalui selektif dalam menambahkan ataupun menerima pertemanan pada media sosial, pertimbangan dalam menulis status yang tidak memancing respon negatif, memberikan informasi yang akurat dan baik serta memperhatikan sumber berita dan keakuratan berita

Privasi di media sosial sangat diperlukan  menyangkut dengan beberapa hal yang harus dihindari untuk diunggah di media sosial ditujukan bagi pengguna media sosial seperti informasi pribadi, informasi keluarga dan masalah pribadi. Permasalahan perlindungan data pribadi harus diatur dengan regulasi yang lebih kuat terhadap keamanan data dan privasi pengguna sehingga meningkatkan kepercayaan publik kepada sistem dan transaksi elektronik yang berimbas kepada peningkatan literasi dan perekonomian digital

 

Panduan dalam menulis berita yang baik dan benar adalah menanyakan apa yang diinformasikan, dimana peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, siapa yang terlibat dalam peristiwa atau kejadian tersebut, mengapa peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi dan bagaimana peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi. 

Infografis adalah informasi yang disampaikan dalam bentuk grafik yang menarik, sehingga penyampaian data dan informasinya lebih menarik dan mudah dipahami. Kiat membuat infografis terdiri dari mengenali dulu target audiens, menyusun konsep data dan informasi yang disampaikan, menentukan template dan tipe infografis serta modifikasi ukuran dan tampilan. Jenis infografis terdiri dari infografis statistik, infografis informasi, infografis timeline, infografis proses, infografis geografis, ingfografis perbandingan, infografis hierarkis serta infografis daftar

Kemampuan Fact checking juga harus dimiliki dalam literasi digital, dimana Fact checking adalah tindakan memeriksa informasi faktual dalam teks non fiksi untuk menentukan kebenaran dan kebenaran pernyataan faktual dalam teks. Fact checker akan memastikan data sebuah laporan sesuai dengan referensi yang valid. Disisi lain, fact checker pun mengecek informasi yang sudah beredar dan vital seperti hoax. Jenis hoax terdiri dari hoax virus, hox kirim pesan berantai, hoax urban legend, hoax hadiah gratis, hoax kisah menyedihkan, hoax pencemaran nama, serta hoax tentang kesehatan. Cara cerdas tangkal hoax seperti jangan langsung menyebarkan suatu berita tanpa mengecek kebenarannya, berhati-hati dengan judul yang provokatif, cari tahu keaslian alamat situs laman, perhatikan keaslian foto, periksa keaslian berita dengan mencari tahu asal sumbernya, ikut serta grup diskusi antihoax, serta segera adukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika apabila menemukan berita hoax. Aplikasi dan situs pelacak hoax seperti turn back hoax, cekfakta.com, babe, hoax buster tools, hoaxeye twitter,     

 

Sedangkan hal lain yang menjadi kebutuhan pemuda adalah kemampuan memahami tentang literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Generasi muda selalu memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam perkembangan suatu bangsa dan negara karena mereka adalah kelompok sosial yang menentukan masa depan sebuah bangsa. Salah satunya menyangkut peran pemuda dalam peningkatan literasi digitalai. Tak terelakkan bangsa ini membutuhkan kehadiran para pemuda sebagai penerus keberlangsungan bangsa ini melalui peningkatan literasi digital.

Sumber :

Materi Pendukung Literasi Digital, Gerakan Literasi Digital, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta , 2017

https://revolusimental.go.id/kabar-revolusi-mental/detail-berita-dan artikel?url=membangun-budaya-literasi-sejak-dini

tulisan ini dibuat pada workshop rekognisi dengan narsum muhammad Ivan (Kemenko PMK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar